Dunia yang ingin dilihat olehnya



#JustWriteIt #Firsts #Fanfiction #AttackOnTitan
Bagi Reader's yang sedang membaca ini, penulis sangat mengharapkan sekali vote dan komentarnya, sebagai masukkan agar penulis bisa memperbaiki tulisan ini. dan jangan lupa juga untuk mensharenya keteman-teman kamu.

"Perdamaian adalah sebuah impian, kebahagiaan adalah sebuah harapan. namun, impian dan harapan kadang tak sejalan dengan kenyataan."
~15 maret 2028. dua hari sebelum kemunculan para titan.~
Matahari terbit di petala langit, awan putih dan langit kebiruan menyambut pagi yang cerah ini. salju telah mencair, habis tak tersisa. Angin dingin masih mengigit, musim semi barulah tiba. Burung burung bernyanyi bersahutan, menyambut pagi dengan keramaian. Alunan melodi piano tua terdengar seperti mengiringi kicauan burung burung tersebut. Gemericik sungai pun menambah iringan sambutan pagi yang indah ini.
"Kreeett" suara besi kasurku berbunyi ketika aku hendak bangun dari kasur tersebut. kasur yang bergaya eropa, dengan tirai diatasnya ini memang sudah tua, besinya berkarat dan kayu penyangganya pun lapuk. Pagi itu, entah kenapa aku merasakan hal yang berbeda, rasanya kota cochem yang begitu sunyi dan damai ini nampak terasa menggembirakan. Kubuka jendela kamarku, dan kuhirup udara segar yang tiba-tiba menghantam wajahku. Masih Terasa dingin memang, walaupun musim dingin sudah mulai berakhir. aku melihat para warga sekitar beraktivitas, mereka terlihat bahagia dan tentram menjalani aktivitas mereka masing-masing. itulah kehidupan para warga di desaku ini.
"eren..." suara itu terdengar memanggilku dengan halus dari bawah lantai rumahku.
kuhampiri darimana suara itu berasal. Dan suara halus itu ternyata berasal dari seorang Wanita yang berambut hitam lurus bergelombang, matanya hitam dengan lekukan sipit mongoloidnya membuat gambaran wajahnya terasa manis, tubuh ramping serta otot-ototnya yang terlihat jelas ditangannya membuat wanita ini terlihat seperti wanita sexy yang atletis. Ia adalah mikasa, saudara tiri perempuanku yang diselamatkan oleh ayahku dan aku dulu ketika ia masih kecil.

"eren, cepat cuci mukamu. Kita harus segera membantu ibu" kata wanita itu pelan.
"ah--mikasa, bisakah kita menundanya sebentar, aku masih merasa ngantuk sekali" 
"tidak eren!" jawabnya keras sambil menggenggam tangan kananku dengan begitu kuat. Ia terlihat begitu memaksa, aku pun tak dapat menolaknya.
Setelah aku membasuh mukaku, aku dan mikasa pergi kesebuah hutan kecil di belakang desaku. tidak terlalu jauh, jaraknya mungkin hanya sekitar 2 km dari rumahku. Hutan ini memang ukurannya tidak begitu luas tetapi memilki banyak sekali pepohonan cemara yang sangat tinggi. Tinggi pohon pohon ini berkisar antara 2-50 M. Tetapi pohon yang akan kita tebang adalah pohon berkuruan kecil sekitar 2-4 M saja untuk mengumpulkan kayu bakar. Beberapa kayu yang sudah berserakan pun kami ambil untuk menambah hasil pengumpulan kayu bakar ini. Meskipun gas sudah berkembang di negaraku, tetapi penggunaan kayu bakar didaerah Cochem ini masih sering digunakan oleh beberapa penduduk, mereka beralasan karena biayanya lebih murah. Tapi tak jarang juga masyarakat yang menggunakan kompor gas, bahkan beberapa keturunan kaya yang ada di desa ku sudah menggunakan kompor listrik.
Setelah mengumpulkan banyak sekali kayu bakar, kami pun menyerahkannya kepada pengepul kayu yang berada di pusat keramaian di desaku ini. Distrik pasar yang menjadi satu-satunya jantung perdagangan didesaku ini memanglah selalu ramai didatangi para konsumen dan pedagang yang menjajakan dagangannya. Dari hasil penjualan kayu bakar, kami memang tidak mendapatkan hasil yang banyak. Namun, bagiku ini sudah cukup untuk membantu perekonomian keluarga kami. setelah itu, Aku dan mikasa pun bergegas untuk pulang karena siang harinya aku harus membantu ayahku dan mikasa juga harus membantu ibu. Di perjalanan pulang, kami melihat sekumpulan orang-orang yang bersorak sorai, nampaknya ada sesuatu hal yang menarik disana. Rasa penasaranku pun begejolak didalam dadaku, aku sangat ingin melihat apa yang terjadi di kerumunan tersebut.
"mikasa, aku ingin pergi ke keramaian itu sebentar". Kataku sambil memberikan karung pada mikasa.
"tapi tunggu eren...." jawab mikasa menolak, tetapi aku sudah terlanjur meninggalkannya.
Sesampainya aku dikerumunan tersebut, ternyata yang kulihat adalah sebuah pertarungan gulat taruhan.
"ayooo pasang taruhan kalian ayoooo" suara teriakan seorang mafia judi gulat yang terdengar jelas ditelingaku.
"bruukkkk". suara itu berasal dari arena gulat tersebut. Seorang pria berambut hitam terjatuh karena diserang secara membabi buta oleh pria bertubuh besar dan kekar serta beramput pirang kecoklatan.
"dan pemenangnya adalah freddy!!!" suara itu berasal dari orang yang menjadi pemandu pertandingan gulat tersebut.
saat sedang asyik menyaksikan pertandingan gulat tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku di kerumunan tersebut.
"eren...!". suara itu terdengar di sela-sela gemuruh berisiknya suara para supporter yang ada di kerumunan ini.
Ketika aku menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata itu berasal dari seseorang yang ku kenal, ia berkulit putih, ia juga memiliki rambut kuning yang seperti mangkuk.
"armin??...". jawabku mengenalinya. setelah ku sadari, Dia adalah sahabatku namanya Armin Arlert.
"apa yang kau lakukan disini eren???". tanya armin kepadaku.
"aku hanya ingin melihatnya saja" jawabku.
Kemudian selembar kertas pun mengalihkan pandanganku ketika sedang berbicara dengan armin. Disitu tertulis bahwa yang bisa mengalahkan freddy si manusia besi akan mendapatkan uang sebesar 2000 Euro. Sungguh uang yang sangat besar. Aku pun tertarik dengan 2000 euro tersebut, kemudian aku meninggalkan armin dan bergegas menemui penyelenggara acara ini, aku pun mengikuti tarung gulat ini dan aku memasang taruhanku sebesar 1 euro.
Waktu pertarunganku pun tiba, Freddy nampak terlihat sangat beringas, tingginya bahkan sekitar 10 cm lebih tinggi dariku, ia sangat besar dan kuat. Tetapi ambisi kuatku untuk memenangkan pertandingan ini membuat rasa takutku untuk melawannya hilang. 
"Phiiiitt" suara peluit tanda pertandingan dimulai berbunyi. 
Aku mengepalkan tanganku dan kemudian mengincar bagian wajahnya. 
"kena!" gumamku dalam hati. 
Ya, aku berhasil memukul bagian kepala freddy, tetapi freddy nampak biasa saja dan tidak merasa sakit sedikit pun. Aku pun menambah pukulanku hingga berkali kali dan juga menendangnya beberapa kali. Tetapi tidak ada efek baginya, bahkan ia tidak menangkis sedikitpun. lambat laun, aku pun sudah merasa lelah karena aku sudah membuang tenaga hanya untuk memukulinya dan menendangnya berkali-kali. kini saatnya freddy memberikan serangan balas. kaki keras miliknya melesat ke arah kiri bagian pipi ku, aku terhempas ke kanan arena pertandingan ini. Aku terjatuh hanya dengan satu serangan. Ia benar benar hebat, mulutku sampai-sampai mengucurkan darah dan tak berhenti akibat tendangan kerasnya, aku merasakan ada yang ganjal di mulutku. Ternyata satu gigiku telah copot karena efek tendangan freddy yang begitu kuat. Aku bahkan tidak bisa bangun lagi. Mikasa yang melihat kejadian itu kemudian menghampiriku, ia langsung menarikku keluar arena dan mengobati lukaku.
"eren! Kau ini bodoh sekali. Apa maksudmu melakukan hal ini?. Lihat lukamu sangat parah!" bentak mikasa yang begitu kesal melihat keadaan ku, ia memang sangat baik dan peduli padaku.
"armin tolong jaga eren sebentar, aku ada urusan penting". setelah mengobati lukaku, mikasa pun pergi meninggalkanku dan armin. ia kemudian menghampiri penyelenggara acara ini dan nampaknya ia ingin mengikut sertakan dirinya dalam pertarungan ini.
Sang penyelenggara pun menolak, namun mikasa tidak tinggal diam. ia mengancammnya sambil memegang kerahnya dan mengatakan"daftarkan aku!".
mikasa menatap pria tersebut dengan pandangan yang mengerikan. Penyelenggara acara tersebut akhirnya mengizinkan mikasa mengikuti pertarungan ini. Nampaknya rasa kesal karena eren telah dilukai, membuat mikasa sangat membenci freddy.
Waktu pertarungan antara mikasa dan freddy dimulai, pertarungannya begitu sengit, bahkan awalnya freddy dan penonton meremehkan mikasa karena ia seorang perempuan. Namum melihat berjalannya pertandingan, mikasa mampu menyaingi freddy. Ketika freddy sedang lengah, mikasa menendang dagu freddy keatas sehingga freddy terjatuh kebelakang, sungguh tendangan yang sangat kuat dan hebat. freddy nampaknya tidak sanggup untuk bangkit, dikarenakan tendangan yang begitu kuat dari Mikasa. Mikasa pun memenangkan pertarungan ini.
Setelah mengambil hadiahnya, kami pun bergegas untuk kembali kerumah. Sesampainya dirumah, ibuku kaget melihat diriku yang terluka.
"eren, kamu kenapa sayang? Wajahmu terlihat terluka---. Mikasa, apa yang terjadi?" tanya ibuku khawatir.
"ia habis bertengkar" jawab mikasa pelan.
"eren, apa yang kau lakukan?. Sudah ibu bilang jangan berkelahi, tolong dengarkan perkataan ibu sekali saja nak!" jawab ibuku kesal.
"a-aku hanya ingin mendapatkan hadiah sebesar 2000 euro saja bu, aku ingin sekali mengajak pergi melihat kota dan bersenang senang disana. selama ini kita selalu berada di desa, kita tidak pernah melihat indahnya kota di negeri ini bu. jadi aku sangat menginginkannya." jawabku takut.
"tapi kau tidak perlu sampai sejauh ini!, eren" jawab ibuku dengan tegas.
"sudahlah bu, biarkan saja anak laki-laki kita ini berkelahi, tentu saja itu bagus. Apalagi engkau berkelahi karena ada alasan dan ingin membahagiakan orang yang kau sayangi kan?" jawab ayahku membelah pembicaraanku dengan ibu.
"kau ini!, sebagai ayahnya bukannya menasehatinya malah mendukungnya!. Lalu apakah kamu memenangkannya?" tanya ibuku.
"mikasa yang memenangkannya". jawabku ragu.
Kedua orangtuaku kaget mendengar jawabanku, pandangan mereka semua beralih ke mikasa.
"mikasa, apakah itu benar?" tanya ayahku.
"iyah ... aku melakukannya untuk membalaskan apa yang sudah dilakukannya kepada eren, karena aku sudah berjanji untuk melindungi eren. Dan ini adalah uang yang eren inginkan"jawab mikasa sambil menyerahkan kantung uang ke ibuku.
"kau hebat mikasa, orang yang berjuang demi orang lain akan lebih kuat ketimbang orang yang berjuang demi dirinya sendiri". Puji ayahku kepada mikasa.
ibuku hanya terdiam, dan berpaling meninggalkan kita. ia pergi menuju ke arah dapur rumahku.
"yasudahlah sebaiknya kita segera kedapur untuk makan siang, nampaknya sup buatan ibu sudah jadi" ajak ayahku.
kami pun bergegas menuju dapur untuk menikmati hidangan yang telah dibuat oleh ibuku. disela- sela makan siang aku pun mengatakan niatan ku untuk pergi ke kota.
"baiklah kalau begitu, dengan uang ini ayo kita semua pergi jalan jalan ke kota berlin, aku sudah bosan berada dalam kurungan pagar desa ini. aku ingin sekali melihat kota dan dunia luar. Aku juga akan mengajak sahabatku armin nanti" Kataku sambil membayangkan betapa asiknya.
"baiklah, kita akan pergi bersama-sama nanti" jawab ibuku sambil tersenyum.
"maaf tetapi ayah tidak bisa ikut, ayah harus menyelesaikan proyek ayah di munich esok hari, kalian mungkin bisa pergi bersama Hannes, ia nampaknya sudah kembali dari berlin setelah menjalankan tugas militernya". jawab ayahku sambil membenarkan kacamatanya.
"yah----,, baiklah kalau begitu"jawabku kecewa.
ayahku kemudian menyeruput sup panas yang berada di mangkuk, lalu melanjutkan pembicaraannya lagi denganku.
"eren, ada yang ingin kutanyakan kepadamu". ujar ayahku serius.
"ada apa ayah?".
"mengapa kau sangat menginginkan melihat dunia luar?".
"tentu saja, karena aku dilahirkan di dunia ini ayah. aku sangat ingin melihat indahnya dunia ini diluar sana dan tidak hanya di desa ini saja".
"jadi begitu ya keinginanmu"jawab ayahku.
Setelah makan siang aku pergi bertemu paman hannes dirumahnya, ia nampaknya habis meminum segelas sake, bau mulutnya begitu terasa. Kami pun membuat janji untuk berpergian ke berlin esok hari, hannes pun bersedia dan menyetujuinya untuk mengantarkan kami esok hari.
Inilah awal dari hari kehancuran dunia dimulai.!
dunia yang ingin dilihat olehku, akan menjadi neraka yang ingin dilihat olehku.


Please comment and vote ya :)